IDN NINJA - Balai Penyidikan serta Peningkatan Tehnologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menjelaskan badan Gunung Merapi menggembung seputar 0,5 cm /hari.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida menjelaskan penggembungan berlangsung saat erupsi pada 21 Juni kemarin.
Penggembungan ini diiringi dengan posisi Gunung Merapi yang masih tetap ada pada tingkat siaga. Account Twitter @BPPTKG ungkap posisi siaga itu berlangsung semenjak 21 Mei 2018.
"Situasi Merapi, masih siaga dari bulan 2018. Kecepatannya penggembungan itu 0,5 cm itu semenjak juli 2020. Sesudah erupsi paling akhir," kata Hanik waktu dikontak CNNIndonesia.com, Kamis (9/7).
Hanik menjelaskan penggembungan 0,5 cm itu termasuk rendah dibanding penggembungan pada 2006 lantas yang capai 130 cm dalam satu bulan. Insiden ini berlangsung mendekati erupsi pada 2006 yang lalu.
"Kesibukan vulkanik terjadi semenjak mei 2018. siaga ialah di atas normal, kesibukan tidak normal," kata Hanik.
Baca Juga : WN Perancis Cabuli 305 Anak-anak, Iming-imingi Jadi Model
Menurut Hanik, perhitungan penggembeungan di lereng gunung Merapi dihitung dari cermin. Cermin terpasang di lereng Merapi.
Lalu jarak cermin ke alat EDM diukur tiap hari. EDM diukur dari 10 titik pengukuran seputar Merapi, termasuk juga dari pos-pos penilaian.
Di Instagram, hasil pengawasan BPPTKG menujukkan kekuatan bahaya sekarang ini berbentuk awan panas dari robohnya kubah lava serta lontaran material vulkanik dari letusan eksplosif.
Disamping itu, referensi jarak bahaya 3 km dari pucuk. Di luar radius itu, warga bisa melakukan aktivitas seperti umumnya.
Awalnya Gunung Merapi alami kenaikan kegempaan sebelum erupsi dengan letusan eksplosif pada 21 Juni kemarin. Kenaikan kegempaan ini terjadi semenjak beberapa minggu kemarin.
No comments:
Post a Comment