Chat with us, powered by LiveChat

UPDATE BERITA DAN INFO SETIAP HARI

Breaking

Post Top Ad

src="https://i.ibb.co/sPv2PWY/tiganol.gif"

Sunday, January 26, 2020

Virus Corona Wuhan Ada Kelelawar di Balik Wabah SARS, MERS,






IDN NINJA - Periset mikrobiologi dari Pusat Riset Biologi Instansi Pengetahuan Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sugiyono Saputra, mencatat jika tiga tipe virus corona yang berbentuk mematikan pada manusia datang dari tipe hewan yang sama jadi penghubung alaminya. Hewan itu ialah kelelawar. 

Baca JugaBeberapa Shio Yang Memiliki Keberuntungan Di Tahun Tikus 2020

Sugiyono mencuplik data paling baru yang diterbitkan dalam Journal of Medical Virology mengenai virus corona misterius, 2019-nCoV, asal Wuhan, Cina. Menurut Sugiyono, meskipun sangat mungkin tetapi hubungan langsung di antara kelelawar dengan manusia sebetulnya sangat jarang-jarang. 

“Tetapi virus itu dapat menginfeksi hewan yang lain, serta hewan penghubung tersebutlah yang seringkali berhubungan langsung dengan manusia,” katanya dalam info tercatat yang diberikan LIPI, Jumat 24 Januari 2020. 

Pada masalah Severe Acute Respiratory Sistem (SARS) pada 2002-2003 lantas, Sugiyono menerangkan, hewan perantaranya ialah musang serta rakun, tidak hanya kelelawar tersebut. Pada masalah MERS pada 2012, hewan perantaranya ialah unta. 

"Sedang pada masalah paling baru, material genetik dari 2019-nCoV adalah rekombinasi bermaterial genetik virus yang datang dari kelelawar serta ular," kata Sugiyono. 

Tesis itu, Sugiyono menerangkan, datang dari kode-kode protein atau material genetik 2019-nCoV yang diambil dari sampel korban wafat yang nyatanya mempunyai persamaan dengan material genetik dari ular. Data itu didapati sesudah memperbandingkan sampel virus itu lebih dari 200 tipe virus corona dari beberapa hewan yang didapati di jual dalam suatu pasar di Wuhan--di mana beberapa korban infeksi pertama didapati pernah mendatanginya. 

“Rekombinasi yang disebut ialah kombinasi di antara sisi selubung virus corona asal kelelawar yang diketahui bisa menginfeksi manusia serta bermaterial genetik virus corona yang datang dari ular,” kata Sugiyono sekalian memberikan tambahan, spesies ular itu ialah Bungarus multicinctus serta Naja atra atau Kobra Cina. 

Ia menjelaskan, selubung virus atau viral spike adalah sisi yang akan melekat atau menginfeksi sel inangnya bila mempunyai reseptor yang sesuai dengan. “Mutasi sisi berikut yang mengakibatkan virus corona dari ular itu bisa menginvasi beberapa sel pada aliran pernafasan manusia,” tuturnya. 

Menurut Sugiyanto, masih dibutuhkan riset lengkap untuk mengaitkan asal virus 2019-nCoV. Triknya, identifikasi dalam tempat kerja serta laboratorium selanjutnya. Walau demikian, ia memberikan tambahan, beberapa ilmuwan menyangka jika mamalia ialah calon yang paling kemungkinan, sebab sudah tervalidasi pada masalah SARS serta MERS awalnya. 

Taufiq P. Nugraha, periset satwa liar dari Pusat Riset Biologi LIPI memberikan tambahan, beberapa ilmuwan menyangka munculnya zoonosis (penyakit pada manusia yang disebarkan hewan) baru seperti masalah 2019-nCoV efek tingginya frekwensi hubungan di antara satwa liar dengan manusia. Ia memperlihatkan contoh lain yaitu masalah wabah Ebola di Afrika Barat pada 2014. 

“Jika berkaca pada masalah ebola di Afrika, deforestasi untuk pertanian bisa bertindak dalam ekspansi kelelawar di luar habitatnya serta ekspansi manusia ke habitat kelelawar, hingga keduanya bisa sama-sama berhubungan bebas serta beresiko tinggi dalam penebaran penyakit baru,” tuturnya menguraikan. 

Dalam masalah 2019-nCoV, Taufiq menyangka, orang yang berhubungan langsung di pasar hewan di Wuhan ialah yang pertama terserang penyakit infeksi itu. Hubungan langsung itu dikatakannya bisa lewat makanan atau dalam proses pemrosesan hewannya. "Baik hewan penghubung atau yang disebut penghubung alaminya,” kata Taufiq. 



#share : 

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot

Halaman