Remaja Tewas Terlilit, Ahli Sebut Cara Aman Hadapi Ular Sanca

IDN NINJA - Pakar Herpetologi Instansi Pengetahuan Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy menyebutkan ular sanca atau piton yang memiliki ukuran lebih dari pada dua mtr. dapat mengonsumsi manusia.
Awalnya disampaikan seorang remaja berinisial Y (13) wafat sebab dililit ular sanca di Kali Rawa Buntet, Serpong, Tangerang Selatan, Senin (6/7) malam.

Team Rescue Dinas Pemadam kebakaran serta Pengamanan Tangsel, Abdullah Syafei menjelaskan berdasar info rekanan korban, ular sanca itu memiliki ukuran sebesar paha orang dewasa dengan panjang seputar 4 mtr..


Bulan kemarin, seorang anak Sekolah Menengah Pertama meninggal selesai digigit serta dililit oleh ular sanca memiliki ukuran besar di Pegunungan Kahar, Kecamatan Rumbia, Sulawesi Selatan, Minggu (14/6). Sedang dua rekanan korban alami cedera gigitan.

Amir juga sampaikan awalnya ada masalah sama di Sulawesi. Waktu itu seorang masyarakat meninggal selesai dikonsumsi ular sanca memiliki ukuran 5,2 mtr.. Info ini pernah jadi info yang menggegerkan dunia.

Langkah sanca serang manusia
Ular sanca umumnya menggempur manusia dengan dua langkah. Pertama mereka akan mematuk korban untuk bentuk pertahanan.

Ke-2, sanca akan diam-diam menanti mangsa di selama jalan habitat favorite, seperti pinggir aliran air atau tempat persembunyian lain yang tidak diduga oleh mangsa.

Waktu menggempur, Ular sanca akan menggigit mangsa terlebih dulu. Selanjutnya, membelit korban dalam beberapa menit.

Baca Juga : Diduga Jatuh dari Lantai 13 Hotel di Jakpus, perempuan tewas

"Dia akan melilit korban seperti kumparan serta meremas kuat di seputar badan seorang," jelas profesor biologi di Kampus Cornell, Dr. Harry W. Greene, seperti diambil USA Today. 

Lilitan ini akan memangkas perputaran darah ke otak, menghambat peredaran udara di badan, serta menahan dada jadi membesar hingga korban susah bernapas. Mengakibatkan, lilitan sanca menyebabkan fatal, korban akan meninggal saat itu juga.

Panduan jauhi gempuran sanca
Amir sampaikan ular sanca menyenangi air serta teritori yang basah sebab dapat semakin banyak bergerak. Hingga bagusnya jauhi teritori yang banyak air seperti tepi sungai atau teritori air terjun.

Bila lihat ular sanca, anda sebaiknya tidak bergerak, tidak merapat serta mengganggu ulat itu, seperti dikutip situs USGS. 

Tetapi pada intinya sanca tidak menggempur manusia. Tetapi bila manusia memiliki ukuran semakin kecil dari sanca, memungkinkan sanca menggempur, melilit, serta memangsa orang itu, seperti diterangkan Brad Moon, Profesor Biologi dari Kampus Louisiana di Lafayette, AS, seperti diambil Live Science. 

Selanjutnya, Amir menerangkan ular berbisa atau mungkin tidak berbisa mengenal mangsanya berdasar ukuran. Bila di luar kemapuan, ia menyebutkan ular akan menghindar.

"Tetapi ada ular yang menggempur untuk bertahan. Umumnya itu berlangsung saat ular tertekan. Tetapi tidak membelit. Jadi jika dibelit mengisyaratkan ular itu ingin memangsa," katanya waktu dikontak waktu lalu (6/6).

Panduan bebaskan lilitan sanca
Amin sampaikan lilitan ular sanca jangan dilepaskan dengan cara asal. Ia merekomendasikan orang yang dililit ular sanca untuk melepas lilitan dari sisi ekor. Setelah itu, harus ada pertolongan seseorang untuk menggenggam sisi kepala ular supaya tidak menggigit organ badan lain, khususnya leher.

"Jika digebukin sisi punggungnya ular itu akan makin kuat mencengkram," tutur Amir.

Mengenai saat bertemu dengan ular di habitatnya, Amir merekomendasikan untuk menghindar. Tetapi, ia memperingatkan umumnya masalah berlangsung sebab orang tidak ketahui kehadiran luar sebelum terserang.

Ia menjelaskan gempuran ular umumnya berlangsung di jalan mangsanya. Spesial ular sanca, ia menyebutkan cari mangsa dengan menanti di jalan mangsanya.

"Dapat jadi jalan yang dilewati (orang) ialah jalan yang dilewati babi rimba dan lain-lain. Jadi ia tunggu di atas atau di samping. Ia tidak memburu sebab larinya tidak kencang," katanya.

Setelah itu, ia merekomendasikan orang akan masuk ke habitat ular tidak sendirian. Setelah itu, ia merekomendasikan untuk bawa anjing sebab peka pada kehadiran hewan liar di sekelilingnya.

"Jadi kita tidak sadar kita yang dekati sang ular itu," tutur Amir.

Sedang pendapat untuk hadapi ular berbisa, katanya hampir seperti. Tetapi, ia memperingatkan orang yang didigit ular untuk selekasnya ke arah sarana kesehatan supaya mendapatkan penangan klinis.

"Tetapi waktu ditengani klinis anti bisanya harus juga pas sebab dapat ular detil," katanya.

Lebih dari pada itu, ia sampaikan terjaganya kesetimbangan ekosistem ialah langkah untuk menahan berlangsungnya masalah sama.