Chat with us, powered by LiveChat

UPDATE BERITA DAN INFO SETIAP HARI

Breaking

Post Top Ad

src="https://i.ibb.co/sPv2PWY/tiganol.gif"

Wednesday, February 26, 2020

Pengungsi Di Kampung Melayu: Pilih Kebanjiran Daripada Digusur




IDN NINJA - Banjir bukan barang baru di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Saban tahun, setiap musim penghujan, hampir beberapa ratus kepala keluarga atau beberapa ribu jiwa selalu bergulat dengan banjir. 

Bukan bermakna masyarakat di Kelurahan Kampung Melayu kerasan dengan kondisi itu. Tidak ada yang senang saat rumah terbenang kubangan air. Semua kegiatan setiap hari tentu terusik. Harus juga mengusung beberapa barang penting supaya tidak rusak atau basah terbenang banjir. 

Namun, masyarakat Kampung Melayu seakan terlatih dengan hal tersebut. Mereka juga memandang banjir cuma sesaat. 

Baca JugaTrobos Banjir Di Gajah Mada, Seorang Pemuda Meninggal

Seperti Yeni, yang 'berpengalaman' hadapi banjir, hingga tidak terkejut serta cemas. Semenjak geser ke Kampung Melayu, wanita 1/2 baya itu telah berulang-kali alami banjir. 

"Biasa, ya dilakonin saja. Banjir tidak lama umumnya, satu hari dua hari," kata Yeni waktu terlibat perbincangan dengan CNNIndonesia.com, Selasa (25/2). 

Waktu didapati pada Selasa petang (25/2), Yeni tengah menanti antrean di posko banjir yang terdapat di Kantor Kelurahan Kampung Melayu. Dia ingin minta obat-obatan untuk keluarganya. 

Yeni jadi salah satunya pengungsi korban banjir di Kampung Melayu karena hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota semenjak Selasa pagi hari (25/2). Di Kelurahan Kampung Melayu, ada tujuh posko pengungsian, yakni di Kantor Kelurahan Kampung Melayu, Masjid Ittihadul Ikhwan, Mushola Khairul Anam, Kantor Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Pos RW 07, Pos RW 08 serta SMPN 26 Jakarta. 



Dari catatan faksi kelurahan, minimal ada 292 kepala keluarga atau 1.124 jiwa yang terpengaruh banjir. Sekitar 120 salah satunya balita, 31 bayi, dan 59 orang lanjut usia. 

Waktu mengantre, Yeni bercerita pengalamannya sepanjang hadapi banjir. Menurutnya, banjir tahun ini belum juga separah beberapa tahun awalnya. Banjir terberat yang dia alami berlangsung pada tahun 2007. 

"Saat itu pertama-tama banjir besar. Masih terkejut, sebab baru geser kesini (Kampung Melayu) tahun 2005," tutur Yeni. 

Sesudah pengalaman pertamanya, dia mulai terlatih hadapi banjir. Tempat tinggalnya di bantaran sungai jadi berlangganan banjir bila air Sungai Ciliwung membludak. 

Saat musim penghujan datang, dia tetap meletakkan beberapa surat bernilai di atas almari. "Jaga-jaga, sebelum banjir," tutur Yeni sekalian terkekeh. 

Tidak hanya banjir di tahun 2007, Yeni jug alami banjir di tahun 2013. Banjir awal tahun ini juga tidak lepas dari pengalamannya. 

Tahun 2015, Yeni dengar berita bila Gubernur DKI Jakarta waktu itu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, merencanakan menormalisasi Sungai Ciliwung. Ahok merencanakan menggusur rumah-rumah di bantaran sungai buat merealisasikannya. 

Waktu itu, beberapa rumah di Kampung Pulo yang bersisihan dengan Kampung Melayu digusur Ahok. Sempat ada perlawanan dari masyarakat, tetapi pada akhirnya bangunan jadi rata dengan tanah. 

Yeni gusar. Ia paham benar bila setelah Kampung Pulo, giliran tempat tinggalnya di Kampung Melayu yang akan tergusur. 

Pemerintah Propinsi DKI Jakarta sempat menawari Yeni serta keluarga untuk geser ke Rumah Susun (Rusun) Jatinegara jadi kompensasi penggusuran waktu itu. Bukannya terima, Yeni serta masyarakat yang lain menampik. 

Walau sebenarnya, Yeni sadar benar bila masih tinggal di tempat tinggalnya sekarang, dia tetap kebanjiran. 

"Mending kebanjiran dibanding digusur. Jika kebanjiran, ngungsi bareng-bareng tetangga," tutur ia. 

Ini juga diamini oleh Farida. Ia masyarakat Kampung Melayu yang tetap terpengaruh banjir tiap tahun. Farida, seperti dalam Yeni, lebih pilih bertahan di dalam rumah lantas terbenang banjir tiap tahun daripada direlokasi ke rusun. 

Farida takut menyesuaikan kembali dalam tempat tinggal baru. Apalagi, menurutnya, sekarang info tentang akan datangnya banjir cukup sudah cepat. 

"Seperti tempo hari, sore hari telah ada pengumuman akan ada banjir. Jadi, kita dapat siap-siapin apa saja yang penting diselametin," papar Farida. 

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot

Halaman